Selasa, 20 November 2012

ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)


SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masasebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan namaNederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saatpendudukan Jepang.Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932.
Kegiatan tersebutdipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutamadari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidangKonferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itudisimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang,mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itumendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembalidisimpan.Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945,Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atasperintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik IndonesiaKabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr.Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintiskegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembaliantawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secaraInternasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkankeberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan KeppresNo.246 tahun 1963.Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukunganoperasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.PERAN DAN TUGAS PMIPeran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahansebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi olehpemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :+
Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+
Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+
Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+
Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah danBulan Sabit Merah, yaitu
Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan danKesemestaan
.
SEKILAS KINERJA PMI DARI MASA KE MASA
Dasawarsa I 1945 -1954Pada masa perang kemerdekaan RI, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama,Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan PalangMerah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belandadan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yangakan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran.Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagaiTim Mobil Collone.Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang.PMI juga mulai menyelenggarakan kegiatan pelayanan sumbangan darah yang masih terbatas di Jakarta danbeberapa kota besar seperti Semarang, Medan, Surabaya dan Makasar dengan nama Dinas Dermawan Darah.Dalam peristiwa pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan), PMI bekerjasama dengan ICRCmelaksanakan pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh Dr. Bahder Djohan dan BPH Bintara berupa RumahSakit terapung di Ambon. Juga diadakan penyampaian berita keluarga yang hilang/ terpisah serta mengunjungitawanan.PMI mulai mengembangkan kegiatn kepemudaan dengan 7.638 anggota remaja di 29 Cabang PMI.Bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Guru, murid dan anak-anak sepakat membentuk unit PMR disekolah-sekolah, penerbitan majalah PMR, korespodensi, pertukaran album, lomba, pameran lukisan, sertapenyelenggaraan sanatoria (perawatan paru-paru untuk anak-anak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar